SEJARAH LAHIR NYA CREDIT UNION SWAPADA.
Kelahiran Credit Union di Indonesia
Menyebut CU di
Indonesia tidak terlepas dari sosok seorang yang bernama lengkap Carolus
Albrecht, SJ, atau yang lebih dikenal dengan nama Karim Arbie. Seorang pastor
kelahiran Altusried, Augsburg, Jerman Selatan, pada 19 April
1929. Beliau ditugaskan ke Indonesia pada Desember 1958, bermula di Girisonta,
Jawa Tengah lalu kemudian ke Jakarta dan Semarang.
Gerakan CU di Indonesia bermula dari massa
pemerintahan Presiden Soekarno. Namun belum dipraktekkan dan diterapkan dengan
sepenuhnya karena situasi perekonomian yangbelum stabil. Hingga akhirnya massa
orde baru pun tiba.
Tak jauh
berbeda, situasi perekonomian pun belum stabil, kemudian ada keinginan untuk
menggerakkan perekonomian rakyat dengan bentuk koperasi. Dan salah satunya Credit Union yang menjadi pilihan itu.
Adapun pun tahap perkembangan tersebut akan dibagi dua, yakni di massa Orde
Lama dan massa Orde Baru.
Gerakan Credit
Union atau Koperasi Simpan pinjam
sebenarnya sudah masuk ke Indoneia pada tahun 1950, dibawa beberapa sukarelawan
yang sudah mendirikan usaha-usaha simpan pinjam menurut prinsip Raiffeisien.
Pemerintah Indonesia juga sudah pula menjalankan koperasi kredit dengan memakai sistem yang sama sejak tahun 1955 sampai
dengan tahun 1959.
Pada permulaan
tahun 1960-an terjadi musibah dimana terjadi gejolak inflasi melanda negara
Indonesia yang sangat hebat. Banyak usaha yang bergerak dibidang simpan pinjam
menjadi tak berdaya, disebabkan karena tidak bisa menentang inflasi yang kian
melaju. Koperasi-koperasi tersebut akhirnya banyak yang berputar haluan menjadi
koperasi Konsumsi. Uang merupakan media yang dijadikan spekulasinya. Maka
kemudian koperasi ala Raiffeisen ini tidak diterapkan lagi. Dan yang banyak
bermunculan justru Koperasi Serba Usaha
(KSU).
2. Credit
Union di Massa Orde Baru
Seiring
perjalanan waktu kepemimpinan kepala negara pun berubah. Pemerintahan Soekarno
pun lengser, Indonesia memasuki periode baru yang dinamakan massa Orde Baru.
Ada satu hal yang berbuah positif, yakni kondisi perekonomian perlahan-lahan
membaik dan stabil. Hal ini mulai terlihat dan dirasakan pada tahun 1967.
Kala itu
penggerak ekonomi masyarakat mulai memikirkan konsep perekonomian yang cocok
bagi kalangan masyarakan ekonomi menengah kebawah. Dan koperasi kredit dianggap
yang paling cocok diterapkan di Indonesia. Maka kemudian di undanglah pihak
WOCCU atau Dewan Dunia Koperasi Kredit ke Indonesia. Undangan tersebut sangat
ditanggapi positif oleh pihak WOCCU. Tak tanggung-tanggung mereka mengirimkan
salah satu tenaga ahlinya, yaitu Mr. A.A Baily.
Setelah
diadakan pertemuan itu, didiskusikanlah kemungkinan dikembangkannya gagasan CU di Indonesia sebagai sarana
sekaligus wahana pengentasan masyarakat marginal. Sebagi tindak lanjut, beberapa
orang mengadakan study circle secara perodik di Jakarta.
Dan akhirnya
bersepakat membentuk wadah bernama Credit Union Counselling Office (CUCO) pada
awal Januari 1970 dipimpim oleh K. Albrecth Karim Arbie, SJ, untuk memimpin
kegiatan operasionalnya. Pada tahun 1971 Drs. Robby Tulus diangkat sebagai
Managing Director.
CUCO ini antara
lain berfungsi memberikan konsultasi, menyediakan bahan dan program pelatihan,
menyelenggarakan kursus-kursus, menyebarkan informasi serta merintis Badan
Koordinasi Koperasi Kredit. Untuk mendapatkan legalitas dari pemerintah,
CUCO, Direktur Jendral Koperasi, Departemen Tenaga Kerja ,
transmigrasi dan koperasi yang pada masa itu dijabat oleh Ir. Ibnoe Soedjono.
Tanggapan positif pun datang dari Direktur Jenderal Koperasi dengan memberikan
massa Inkubasi selama 5 tahun kepada CUCO untuk mengembangkan gagasan gerakan
Kredit Union di Indonesia.
Masa Inkubasi
pun berakhir dengan diadakannya Konferensi Nasional Koperasi Kredit (KNKK) di
Bandungan, Ambarawa, Jawa Tengah pada bulan Agustus 1976. Konferensi ini juga
dihadiri oleh Ir. Ibnoe Soedjono sebagai Direktur Jenderal Koperasi. Sejak
itulah secara nasional nama Koperasi Kredit di ganti dengan Credit Union. Selaku Direktur Jenderal Koperasi, dan kemudian
diberikan kepada CUCO untuk melanjutkan kegiatan mengembangkan Credit Union di
Indonesia dengan menyesuaikan diri kepada ketentuan – ketentuan dalam UU
No. 12/1967 tentang pokok – pokok Perkoperasian di Indonesia.
Tahun 1981
diselenggarakan Konferensi Nasional Koperasi Kredit Indonesia, dimana dibentuk
organisasi baru bernama Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I)
dengan kepengurusan yang dipilih secara demokratis, terpilih sebagai ketua Drs.
Robby Tulus. Terjadi pergantian nama dan sifat organisasi.
Biro Konsultasi
Koperasi Kredit (BK3) atau Credit Union Counselling Office (CUCO) menjadi Badan
Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) atau Credit Union Coordination of
Indonesia (CUCO Indonesia) dan untuk daerah menjadi BK3D (Badan Koordinasi
Koperasi Kredit Daerah).
Peran CUCO
inilah sebagai cikal bakal berkembangnya CU diberbagai daerah di Indonesia,
mereka banyak memberikan pelatihan di berbagai wilayah untuk mengembangkan
gagasan CU. Saat ini BK3D berubah nama menjadi BKCU dan BK3I berubah menjadi
Inkopdit. CU pertama kali didirikan di Indonesia, yaitu CU Kemuning yang berada
di Bandung, Jawa Barat. CU ini berdiri pada tanggal 7 Desember 1970, Sepuluh
bulan kemudian tepatnya pada tanggal 20 oktober 197 berdiri juga CU Swapada di Jakarta dan merupakan CU
pertama di Jakarta.
Hingga kini CU Swapada masih berdiri, namun CU
Kemuning tidak tau lagi perkembangan nya. Hal ini disebabkan tidak ada lagi
informasi yang dapat digali tentang keberadaan CU ini.
Lahirnya Credit Union di Kalimantan Barat
Gerakan Credit
Union di Kalimantan Barat dimulai ketika Robby Tulus, A.C. Lunardi, Suharto
Nazir, dan Sukartono dari Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I)
yang bekerjasama dengan Delegasi Sosial (Delsos) Keuskupan Agung Pontianak
mengadakan kursus dasar bertempat di Nyarumkop dan Sanggau pada 24-28 Agustus
1975.
Kursus dasar
yang diadakan di Nyarumkop dan Sanggau ini diikuti wakil-wakil dari paroki
seperti paroki Pusat Damai, Batang Tarang, Jemongko, Jangkang dan Sanggau.
Hasil dari kursus dasar tersebut didirikanlah Credit Union Lantang Tipo di
Bodok dan Credit Union di Jemongko, Kembayan dan Batang Tarang. Tidak hanya di
tempat tersebut Credit Union juga berdiri disejumlah paroki seperti di Sanggau,
Pahauman, Menjalin, Sambas, Nyarumkop serta Singkawang.
Sudah hampir 10
tahun berdiri tetapi dari 10 Credit Union yang sudah berdiri itu, tidak ada
perkembangannya, Semua ini karena manajemen dan daya dukung yang belum memahami
gerakan per-Credit Union-an yang sebenarnya.
Maka kemudian
pada tahun 1985 di Pontianak diadakanlah kursus dasar yang diprakarsai oleh
Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Pontianak yang saat itu
dikteuai oleh Pius Alfred. Para fasilitator pun dihadirkan dari BK31, yakni H.
Woerwanto dan Theodorus Trisna Ansarli.
Kursus dasar
kali ini melahirkan CU Khatulistiwa Bhakti (KB) Pontianak. Pendirian CU ini
dijadikan sebagai Kopdit laboratorium atau tempat belajar bagi sejumlah CU
lainnya. Seiring perjalanan waktu, CU KB terus berkembang. Pelatihan-pelatihan
yang diprakarsai oleh Delsos (PSE sekarang) menumbuhkan beberapa CU lainnya di
Kalbar termasuk CU Pancur Kasih yang ditumbuhkan oleh Yayasan Karya Sosial
Pancur Kasih.
Karena sudah
berdiri lebih dari 3 CU, maka diperlukan suatu badan yang mengurusi dan
mengkoordinir CU di Kalbar. Kemudian terbentuklah Badan Koordinasi Koperasi
Kredit Daerah Kalbar (BK3D Kalbar) yang diketuai oleh AR. Mecer masa kerja 1988
– 1990. Dan pada tanggal 28 November 1988 diresmikanlah, yang didahului
dengan rapat koordinasi di Delsos Keuskupan Agung Pontianak. BK3D Kalbar
terbentuk sebagai wadah koordinasi CU – CU di Kalbar. Sejak saat itu CU mulai
berkembang dengan pesat di Kalimantan Barat. Banyak CU – CU yang lahir berkat
pemberdayaan dan fasilitasi yang dilakukan oleh BK3D Kalbar kala itu.
Namun perlahan
namun pasti berkat ketekunan dan komitmen memegang prinsip yang kuat pada tahun
1997-1999, tanda-tanda perkembangan mulai nampak. Manajemen professional mulai
ditampakan, secara internal BK3D Kalbar pun mulai mengangkat karyawan paruh
waktu untuk melaksanakan aktifitas kantor.
CU – CU yang
ada mulai terkordinasi dengan baik dan jelas. Telah dilakukan persamaan
presepsi tentang visi dan misi gerakan CU. Sejak saat itu pola ketergantungan
pada donator luar pun mulai dikurangi dan di alihkan kepada peningkatan
keswadayaan dan kemandirian.
Pada tahun 2000 merupakan tonggak dimulainya kebangkitan BK3D Kalbar,
dimana prinsip dan filosofi CU dijalankan dengan penuh konsisten sesuai dengan
keadaan lokal. Sehingga CU di Kalbar memiliki Kekhasan tersendiri, sehingga CU
diwilayah ini disebut juga dengan leading factor perkembangan CU
di Indonesia.
Mulai dari
situlah kemudian orang mengenal CU di Kalbar sebagai laboratorium dalam
perekonomian berbasis kerakyatan, sehingga tidak heran banyak orang dari luar
dan dalam negeri yang mempelajari dan study banding tentang konsep CU di
Kalbar. Sehingga kemudian banyak dari mereka itu yang melakukan negosiasi dan
minta difasilitasi agar BK3D Kalbar mendukung pendirian CU di wilayahnya
masing-masing.
Satu per satu
CU di luar Kalimantan berdiri dan berkembang dengan konsep CU khas Kalimantan
Barat. Dimulai dari Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.
Permintaan terus mengalir, maka berdirilah CU di Papua, NTT , Sulawesi , Jawa
Timur, Jawa Tengah,dan Jakarta, dan beberapa daerah lainnya.
Kenapa
masyarakat diluar Kalbar mau mendirikan CU di tempatnya masing-masing tidak
lain adalah karena mereka melihat ada sesuatu yang berbeda di sini. Setelah
berbagai daerah di Indonesia banyak didirikan CU yang difasilitasi oleh BK3D
dan bernaung di bawah BK3D Kalbar. Maka Pada RAT BK3D Kalimantan Barat tahun
buku 2003 pada 11 Februari 2004 di Sekadau, nama BK3D di Kalimantan Barat
diubah BK3D Kalimantan.
Sejak saat
perubahan nama dari BK3D Kalbar menjadi BK3D Kalimantan, CU Kalimantan menjadi
model baru bagi pengembangan CU di Indonesia. Karena perkembangannya yang
sangat pesat tersebut mendorong para aktivis untuk mengikuti even-even diluar
baik di tingkat Indonesia maupun level Asia. Sejak saat itu CU ala Kalimantan
mulai dikenal dunia luar.
Namun, untuk
mengembalikan prinsip dan nilai-nilai sejati Credit Union, maka melalui lokakarya Tata Kelola Organisasi CU se
-Nusantara anggota BK3DK pada tanggal 2-5 Juli 2008 yang diadakan di Hotel
Merpati, Pontianak,BK3DK diubah namanya menjadi Badan Koordinasi Credit Union
Kalimantan (BKCUK) yang digunakan hingga sekarang.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar